Try-out Question (2)

.
(topic: long-term memory)
Berikan ilustrasi proses kongnitif skema seseorang investigator kriminalitas mengusut suatu kasus.

Note:
1. All questions are sample
2. It is more important to acquire the answering-skill than information-collecting-skill.
3. We have one week to do so.
4. Feel free to write your own original answer (in comment field)
5. Feel free for everyone to ask and comment on anyone's answer
6. Ewa and I will try to guide our discussion.
7. Good luck with all your mid-term exams.


2 comments:

Unknown said...

contoh kasus: mayat yang ditemukan di ruang kerjanya

Berdasarkan teori skema script-pointer-plus-tag-hypothesis
- Investigator mengumpulkan semua bukti yang ada di TKP dan hal-hal yang berhubungan dengan korban (schema).
- Kemudian membaginya ke dalam 2 pointer, yaitu typical dan atypical untuk membuat hipotesis atau dugaan (script). Secara garis besarnya sebagai berikut:

SKEMA SCRIPT
No Yang Ditemukan Lazim (typical) Tidak Lazim (atypical)
1. Korban Dikenal Tidak dikenal
2. Dilihat dari posisi korban Kemungkinan untuk melakukan bunuh diri (harus disesuaikan juga dengan kebiasaan penggunaan tangan oleh korban apakah kidal/tidak) Butuh orang lain yang melakukan pembunuhan
3. Kondisi TKP Rapi Berantakan
4. Rambut, sidik jari, darah, ludah dan barang-barang yang ada di TKP Sesuai dengan milik korban Tidak sesuai dengan milik korban
5. Mendaftar orang yang melakukan kontak dengan korban (langsung atau tidak langsung) Punya alibi kuat Alibi lemah
6. Hasil visum Indikasi karena sakit/penyakit dan kecelakaan Indikasi dilakukan oleh orang lain (dibunuh langsung seperti ditembak atau ditusuk, dengan penganiayaan atau secara halus seperti diberi obat-obat tertentu)

- Pointer yang typical tinggal disesuaikan dengan kondisi korban sebelum meninggal untuk menentukan hipotesis bahwa korban meninggal bukan karena orang lain. Bisa karena bunuh diri atau kecelakaan.
- Pointer yang atypical harus dievaluasi lebih dalam dan dihubungkan dengan informasi-informasi lain yang terkait dengan korban untuk membuat hipotesis korban meninggal karena dibunuh.
- Dari kedua pointer, investigator harus menentukan mana yang paling kuat untuk dibuktikan benar. Bila dugaan lebih kepada atypical, maka harus menentukan langkah selanjutnya yaitu menarik kesimpulan siapa yang melakukannya, bagaimana modus operandinya, apa motifnya, dll yang dianggap penting dan diperlukan untuk prose hukum selanjutnya.

- Sri Gunarti -

PS: Sebenarnya sri belum begitu paham dengan teori ini dan tidak tahu apakah bisa diaplikasikan dalam kasus ini atau tidak

Unknown said...

Maaf, lupa belum diedit. Sama tapi maksudnya seperti ini:

Berdasarkan teori skema script-pointer-plus-tag-hypothesis
- Investigator mengumpulkan semua bukti yang ada di TKP dan hal-hal yang berhubungan dengan korban (schema).
- Kemudian membaginya ke dalam 2 pointer, yaitu typical dan atypical untuk membuat hipotesis atau dugaan (script). Secara garis besarnya sebagai berikut:

SKEMA (Yang Ditemukan)dan SCRIPT (typical) atau (atypical)
1. Korban: Dikenal (typical)atau Tidak dikenal (atypical

2. Dilihat dari posisi korban:
Kemungkinan untuk melakukan bunuh diri, harus disesuaikan juga dengan kebiasaan penggunaan tangan oleh korban apakah kidal/tidak (typical) atau Butuh orang lain yang melakukan pembunuhan (atypical

3. Kondisi TKP: Rapi (typical) atau Berantakan (atypical

4. Rambut, sidik jari, darah, ludah dan barang-barang yang ada di TKP:
Sesuai dengan milik korban (typical) atau Tidak sesuai dengan milik korban (atypical

5. Mendaftar orang yang melakukan kontak dengan korban, baik langsung atau tidak langsung:
Punya alibi kuat (typical) atau Alibinya lemah (atypical

6. Hasil visum:
Indikasi karena sakit/penyakit dan kecelakaan (typical) atau Indikasi dilakukan oleh orang lain, yaitu dibunuh langsung seperti ditembak atau ditusuk, dengan penganiayaan atau secara halus seperti diberi obat-obat tertentu (atypical)

- Pointer yang typical tinggal disesuaikan dengan kondisi korban sebelum meninggal untuk menentukan hipotesis bahwa korban meninggal bukan karena orang lain. Bisa karena bunuh diri atau kecelakaan.

- Pointer yang atypical harus dievaluasi lebih dalam dan dihubungkan dengan informasi-informasi lain yang terkait dengan korban untuk membuat hipotesis korban meninggal karena dibunuh.

- Dari kedua pointer, investigator harus menentukan mana yang paling kuat untuk dibuktikan benar. Bila dugaan lebih kepada atypical, maka harus menentukan langkah selanjutnya yaitu menarik kesimpulan siapa yang melakukannya, bagaimana modus operandinya, apa motifnya, dll yang dianggap penting dan diperlukan untuk prose hukum selanjutnya.

- Sri Gunarti -

PS: Sebenarnya sri belum begitu paham dengan teori ini dan tidak tahu apakah bisa diaplikasikan dalam kasus ini atau tidak

Post a Comment